Rasulullah SAW bukan orang miskin !!!!


Dalam cerita kehidupan Rasulullah tentang kekayaannya, banyak hal yang kita pahami secara salah, banyak cerita - cerita kehidupan beliau yang seolah - olah beliau itu orang yang miskin dengan penghasilan yang tidak menentu. 

Cerita - cerita ini sesungguhnya membawa dampak yang kurang baik terhadap umat Islam, menjadikan umat islam itu malas untuk berusaha agar menjadi kaya, karena toh contohnya hidup dalam kemiskinan. 

Hal ini juga yang digembar gemborkan pada saat zaman Penjajahan Belanda dulu, yaitu biarlah umat Islam menghabiskan waktunya untuk Ibadah, sedangkan harta dan kekayaan alam biar ditangani oleh penjajah.

Yang menyatakan bahwa Rasulullah itu miskin dan berpenghasilan kecil sebenarnya adalah salah besar.

Lho . . .  yang benar bagaimana ?
Yang benar adalah beliau itu berpenghasilan besar, namun beliau gemar hidup sederhana dan mencontohkan hidup bersahaja, karena penghasilannya yang besar lebih banyak digunakan untuk kepentingan umat.

Secara sederhana kita bisa membagi golongan kekayaan dan cara hidup manusia menjadi 4 Golongan, yakni :
1. Orang Miskin dengan penghasilannya kecil. Gaya hidupnya juga   sederhana dan serba kekurangan.
2. Orang Miskin dengan gaya hidup melebihi penghasilannya. Nah ini banyak terjadi di Indonesia yang menyebabkan Korupsi merajalela.
3. Orang Kaya yang sederhana. Golongan ini memiliki penghasilan besar tapi memiliki kecenderungan untuk menabung atau diinvestasikan karena gaya hidupnya yang sederhana.
4. Orang Kaya yang bermewah mewahan. Penghasilannya yang besar cenderung dihabiskan dengan hal yang tidak banyak berguna.

Jadi kalau kita lihat sekilas, maka yang terbaik dari 4 golongan diatas adalah Orang Kaya yang gaya hidupnya sederhana, gemar beribadah dan gemar sedekah. Sedangkan yang terburuk adalah Orang yang gaya hidupnya melebihi penghasilannya, Na’udzubillah min dzalik.


Kembali ke Kehidupan Rasulullah, mengapa bisa dikatakan bahwa Rasulullah itu tidak miskin, simak uraian berikut mengenai asal muasal penghasilan Rasulullah SAW.

- Usia 7 tahun : Menggembala kambing yang jumlahnya ratusan ekor. Setiap kambing yang ada dalam gembalaannya selalu pulang dalam keadaan kenyang, selamat, utuh jumlahnya, dan sehat-sehat. 
- Usia 12 tahun : Ikut rombongan ekspedisi dagang (eksportir) bersama dengan pamannya, Abu Thalib, ke Syam. Setelah itu makin aktif melakukan perjalanan bisnis ke Irak, Yordania, Bahrain, Suriah dan Yaman. 
- Usia 17 tahun : Mengelola seluruh bisnis pamannya karena pamannya tidak bisa terjun lagi secara langsung menangani usaha tersebut. 
- Usia 17-20 tahun : Masa tersulit dalam menjalani bisnis karena harus bersaing dengan para senior dalam perdagangan regional. 
- Usia 20-25 tahun : Merupakan titik keemasan Nabi Muhammad dalam menjalankan bisnisnya, sebagai CEO dari Perusahaan Siti Khadijah
- Usia 37 tahun : mulai mengurangi perjalanan bisnis 
- Usia 37-40 tahun : lebih banyak terlibat dalam masalah perbaikan sosial masyarakat. 

Disetiap pekerjaannya Muhamad menerima upah yang cukup dan baik dikarenakan ketekunan dan kejujuran beliau, sehingga pada usia 37-40 tahun beliau sudah mempunyai Pasif Income yang sangat cukup sehingga beliau lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan sosial, termasuk mendirikan Hifdzul Fudhul, yaitu lembaga yang memiliki misi menegakkan kebenaran dan mencegah kejahatan di tengah masyarakat, dan pada usia 40 tahun dipilih Allah menjadi Rasul-Nya.

Terpikat dengan kejujuran dan kepiawaian Muhammad dalam mengelola bisnisnya, Siti Khadijah kemudian melamar Muhammad sebagai suaminya. Gayung bersambut, cinta tidak bertepuk sebelah tangan. Menikahlah Muhammad yang pada saat itu sudah berusia 25 tahun, dengan Siti Khadijah yang baru berusia 40 tahun. Dan sebagai mas kawin, Muhammad menghadiahkan 100 ekor unta kepada siti Khadijah, ada pula yang menyebutkan “hanya” 20 ekor unta merah. 

Jika kita hitung secara matematis, pada saat itu harga 1 ekor unta 200 – 300 dinar, berarti 100 x 300 = 30.000 dinar, kalau nilai 1 dinar setara dengan 110 Dollar AS, maka mas kawin Yang diberikan oleh Nabi Muhammad adalah senilai = 3.300.000 Dollar AS atau Setara Rp.33.000.000.000 – TIGA PULUH TIGA MILIAR RUPIAH! Atau kalau Memang hanya 20 ekor maka nilainya adalah 6,6 MILYAR RUPIAH!) 

Catatan : sampai saat ini harga Unta memang sekitar 200 - 300 dinar perekornya, karena tingkat inflansi yang sangat rendah di Arab Saudi

Jadi pada saat Rasulullah SAW berusia 25 tahun saja beliau dapat memberikan mahar sebesar 33 Milyard Rupiah, kesimpulannya Rasulullah SAW tidaklah miskin, beliau adalah orang kaya yang berpola hidup sederhana, dan membelanjakan hartanya untuk kegiatan sosial dan keagamaan.

Dapat kita bayangkan kondisi Rasulullah SAW setelah menikah, gabungan neraca keuangan antara Rasulullah SAW dengan Ummul Mukminun Khadijah r.a sudah pasti berjumlah sangat besar mengingat Khadijah sendiri merupakan seorang seorang janda yang sangat kaya raya.

Wallahu a'lam.



Dikutip dari berbagai sumber 







Tidak ada komentar: