Dalam cerita kehidupan Rasulullah tentang
kekayaannya, banyak hal yang kita pahami secara salah, banyak cerita - cerita
kehidupan beliau yang seolah - olah beliau itu orang yang miskin dengan
penghasilan yang tidak menentu.
Cerita - cerita ini sesungguhnya membawa dampak
yang kurang baik terhadap umat Islam, menjadikan umat islam itu malas untuk
berusaha agar menjadi kaya, karena toh contohnya hidup dalam kemiskinan.
Hal
ini juga yang digembar gemborkan pada saat zaman Penjajahan Belanda dulu, yaitu
biarlah umat Islam menghabiskan waktunya untuk Ibadah, sedangkan harta dan
kekayaan alam biar ditangani oleh penjajah.
Yang menyatakan bahwa Rasulullah itu miskin
dan berpenghasilan kecil sebenarnya adalah salah besar.
Lho
. . . yang benar bagaimana ?
Yang
benar adalah beliau itu berpenghasilan besar, namun beliau gemar hidup
sederhana dan mencontohkan hidup bersahaja, karena penghasilannya yang besar
lebih banyak digunakan untuk kepentingan umat.
Secara sederhana kita bisa membagi golongan
kekayaan dan cara hidup manusia menjadi 4 Golongan, yakni :
1. Orang Miskin dengan penghasilannya kecil. Gaya hidupnya juga sederhana dan serba kekurangan.
2. Orang Miskin dengan gaya hidup melebihi penghasilannya. Nah ini banyak terjadi
di Indonesia yang menyebabkan Korupsi merajalela.
3. Orang Kaya yang
sederhana. Golongan ini memiliki penghasilan besar tapi memiliki kecenderungan
untuk menabung atau diinvestasikan karena gaya hidupnya yang sederhana.
4. Orang Kaya yang
bermewah mewahan. Penghasilannya yang besar cenderung dihabiskan dengan hal yang tidak
banyak berguna.
Jadi kalau kita lihat sekilas, maka yang
terbaik dari 4 golongan diatas adalah Orang Kaya yang gaya hidupnya sederhana,
gemar beribadah dan gemar sedekah. Sedangkan yang terburuk adalah Orang yang
gaya hidupnya melebihi penghasilannya, Na’udzubillah min dzalik.
Kembali ke Kehidupan Rasulullah, mengapa bisa
dikatakan bahwa Rasulullah itu tidak miskin, simak uraian berikut mengenai asal
muasal penghasilan Rasulullah SAW.
- Usia 7 tahun : Menggembala kambing yang jumlahnya ratusan ekor.
Setiap kambing yang ada dalam gembalaannya selalu pulang dalam keadaan kenyang,
selamat, utuh jumlahnya, dan sehat-sehat.
- Usia 12 tahun : Ikut rombongan ekspedisi dagang (eksportir)
bersama dengan pamannya, Abu Thalib, ke Syam. Setelah itu makin aktif melakukan
perjalanan bisnis ke Irak, Yordania, Bahrain, Suriah dan Yaman.
- Usia 17 tahun : Mengelola seluruh bisnis pamannya karena pamannya
tidak bisa terjun lagi secara langsung menangani usaha tersebut.
- Usia 17-20 tahun : Masa tersulit dalam menjalani bisnis karena
harus bersaing dengan para senior dalam perdagangan regional.
- Usia 20-25 tahun : Merupakan titik keemasan Nabi Muhammad dalam
menjalankan bisnisnya, sebagai CEO dari Perusahaan Siti Khadijah
- Usia 37 tahun : mulai mengurangi perjalanan bisnis
- Usia 37-40 tahun : lebih banyak terlibat dalam masalah perbaikan
sosial masyarakat.
Disetiap pekerjaannya Muhamad menerima upah
yang cukup dan baik dikarenakan ketekunan dan kejujuran beliau, sehingga pada
usia 37-40 tahun beliau sudah mempunyai Pasif Income yang sangat cukup
sehingga beliau lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan sosial,
termasuk mendirikan Hifdzul Fudhul, yaitu lembaga yang memiliki misi menegakkan
kebenaran dan mencegah kejahatan di tengah masyarakat, dan pada usia 40 tahun
dipilih Allah menjadi Rasul-Nya.
Terpikat dengan kejujuran dan kepiawaian
Muhammad dalam mengelola bisnisnya, Siti Khadijah kemudian melamar Muhammad
sebagai suaminya. Gayung bersambut, cinta tidak bertepuk sebelah tangan.
Menikahlah Muhammad yang pada saat itu sudah berusia 25 tahun, dengan Siti
Khadijah yang baru berusia 40 tahun. Dan sebagai mas kawin, Muhammad
menghadiahkan 100 ekor unta kepada siti Khadijah, ada pula yang menyebutkan
“hanya” 20 ekor unta merah.
Jika kita hitung
secara matematis, pada saat itu harga 1 ekor unta 200 –
300 dinar, berarti 100 x 300 = 30.000 dinar, kalau nilai 1 dinar setara
dengan 110 Dollar AS, maka mas kawin Yang diberikan oleh Nabi Muhammad
adalah senilai = 3.300.000 Dollar AS atau Setara Rp.33.000.000.000 – TIGA
PULUH TIGA MILIAR RUPIAH! Atau kalau Memang hanya 20 ekor maka nilainya
adalah 6,6 MILYAR RUPIAH!)
Catatan : sampai saat ini harga Unta memang sekitar 200 - 300 dinar perekornya, karena tingkat inflansi yang sangat rendah di Arab Saudi
Jadi pada saat Rasulullah SAW berusia 25 tahun
saja beliau dapat memberikan mahar sebesar 33 Milyard Rupiah, kesimpulannya
Rasulullah SAW tidaklah miskin, beliau adalah orang kaya yang berpola hidup
sederhana, dan membelanjakan hartanya untuk kegiatan sosial dan keagamaan.
Dapat kita bayangkan
kondisi Rasulullah SAW setelah menikah, gabungan neraca keuangan antara Rasulullah
SAW dengan Ummul Mukminun Khadijah r.a sudah pasti berjumlah sangat besar
mengingat Khadijah sendiri merupakan seorang seorang janda yang sangat kaya raya.
Wallahu a'lam.
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar