Perubahan
Syarat Layanan Instagram
Instagram mengubah
Kebijakan Privasi dan Syarat Layanan yang berhubungan dengan hak kekayaan
intelektual. Mereka mengklaim punya hak untuk menjual foto pengguna tanpa
membayar dan pemberitahuan dimana kebijakan ini berlaku mulai 16 Januari 2013,
atau 8 bulan setelah Instagram diakuisisi Facebook pada Mei 2012. Mungkinkah
ini langkah Facebook meraup keuntungan dari Instagram?
Di bawah kebijakan baru itu, Facebook tampak mengklaim hak abadi atas lisensi foto publik di Instagram. Foto itu rencananya akan dikomersialkan untuk perusahaan dan organisasi lainnya, termasuk untuk tujuan periklanan.
Di bawah kebijakan baru itu, Facebook tampak mengklaim hak abadi atas lisensi foto publik di Instagram. Foto itu rencananya akan dikomersialkan untuk perusahaan dan organisasi lainnya, termasuk untuk tujuan periklanan.
Berikut adalah kutipan
dari syarat layanan baru Instagram:
Dengan ini, Anda memberikan lisensi yang
berlaku di seluruh dunia pada Instagram secara non-eksklusif, telah terbayar
penuh, bebas royalti, bisa dipindahkan, bisa dilisensikan ulang, untuk
menggunakan konten yang Anda sampaikan di atau melalui layanan ini.
Untuk
membantu kami menghadirkan konten berbayar ataupun promosi, Anda mengizinkan
bisnis atau organisasi lain membayar kami untuk menampilkan username milik
Anda, kecenderungan, foto (termasuk metadata yang terkait), dan/atau aktivitas
yang Anda lakukan, terkait dengan konten sponsor atau berbayar, tanpa
kompensasi untuk Anda.
Untuk melihat syarat layanan terbaru Instagram, Klik disini
Pilihan kata yang
menimbulkan kontroversi itu adalah, "Anda dengan ini memberikan Instagram
izin yang terbayar penuh, bebas royalti dan bisa dialihkan serta berlaku di
seluruh dunia untuk menggunakan konten yang anda unggah di atau melalui layanan
ini."
Peraturan itu juga
menyatakan bahwa "bisnis atau perusahaan lain dapat membayar kami untuk
menunjukkan nama pengguna anda, yang anda sukai, foto atau tindakan yang anda
lakukan terkait dengan konten atau promosi berbayar tanpa kompensasi apa pun
pada anda."
Hal ini dapat dengan
mudah kita definisikan bahwa, jika pengguna tak menghapus akun sebelum 16
Januari 2013, mereka dianggap menyetujui persyaratan baru; dan jika pengguna
tetap mengunggah foto ke Instagram atau menghapus akunnya setelah tenggat
waktu, pengguna dianggap memberi hak kepada Facebook dan Instagram atas foto
tersebut.
Kebijakan ini sontak
mendapat protes dari pengguna Instagram. Facebook seakan ingin menjadikan
Instagram sebagai situs agen foto. Penulis sekaligus pengembang perangkat lunak
Reginald Braithwaite menilai, pengguna Instagram saat ini hanyalah sapi perah
yang memproduksi foto, untuk kemudian dijual oleh Facebook dan Instagram kepada
pihak ketiga.
Benarkah
demikian?
Instagram menanggapi
protes yang dilontarkan pengguna terkait Kebijakan Privasi dan Syarat Layanan
baru. Layanan berbagi foto ini mengklarifikasi "tidak berencana"
menjual foto pengguna untuk kepentingan iklan, Selasa (18/12/2012).
Pendiri sekaligus CEO Instagram, Kevin Systrom, menulis di blog resmi perusahaan bahwa pengguna salah menafsirkan istilah dalam Syarat Layanan (Terms of Use) yang baru saja dirilis Senin lalu. Ia menegaskan, Instagram tak menjual foto pengguna kepada pihak ketiga tanpa kompensasi.
"Ini tidak benar dan itu adalah kesalahan kami bahwa bahasa yang kami gunakan memang membingungkan," tulis Systrom. "Jelas saja, bukan niat kami untuk menjual foto Anda. Kami sedang bekerja memperbaiki bahasa agar semuanya menjadi jelas."
Facebook yang membeli Instagram pada Mei 2012 lalu memang berencana menghasilkan uang dari layanan Instagram. Kebijakan Syarat Layanan baru yang cenderung melanggar hak kekayaan intelektual itu justru menjadi bumerang bagi Instagram. Banyak pengguna yang mengancam menutup akun dan memboikot. Untungnya, Facebook dan Instagram segera merespons dan mengklarifikasi. Sebagai strategi iklan untuk mendapatkan uang, Instagram akan menampilkan gambar profil pengguna lain dan informasi tentang siapa yang mereka follow. Teknik ini mirip seperti iklansponsored stories di Facebook.
Systrom pun berjanji tidak akan menampilkan foto iklan dalam lini masa (timeline) pengguna karena Instagram menghindari "spanduk" iklan.
Instagram kini memiliki 100 juta pengguna. Mulanya, kesepakatan akuisisi Instagram oleh Facebook mencapai 1 miliar dollar AS dalam bentuk tunai dan saham. Transaksi akuisisi diselesaikan pada September 2012 senilai 715 juta dollar AS. Jumlah tersebut turun seiring anjloknya nilai saham Facebook di bursa Nasdaq, New York, Amerika Serikat.
Pendiri sekaligus CEO Instagram, Kevin Systrom, menulis di blog resmi perusahaan bahwa pengguna salah menafsirkan istilah dalam Syarat Layanan (Terms of Use) yang baru saja dirilis Senin lalu. Ia menegaskan, Instagram tak menjual foto pengguna kepada pihak ketiga tanpa kompensasi.
"Ini tidak benar dan itu adalah kesalahan kami bahwa bahasa yang kami gunakan memang membingungkan," tulis Systrom. "Jelas saja, bukan niat kami untuk menjual foto Anda. Kami sedang bekerja memperbaiki bahasa agar semuanya menjadi jelas."
Facebook yang membeli Instagram pada Mei 2012 lalu memang berencana menghasilkan uang dari layanan Instagram. Kebijakan Syarat Layanan baru yang cenderung melanggar hak kekayaan intelektual itu justru menjadi bumerang bagi Instagram. Banyak pengguna yang mengancam menutup akun dan memboikot. Untungnya, Facebook dan Instagram segera merespons dan mengklarifikasi. Sebagai strategi iklan untuk mendapatkan uang, Instagram akan menampilkan gambar profil pengguna lain dan informasi tentang siapa yang mereka follow. Teknik ini mirip seperti iklansponsored stories di Facebook.
Systrom pun berjanji tidak akan menampilkan foto iklan dalam lini masa (timeline) pengguna karena Instagram menghindari "spanduk" iklan.
Instagram kini memiliki 100 juta pengguna. Mulanya, kesepakatan akuisisi Instagram oleh Facebook mencapai 1 miliar dollar AS dalam bentuk tunai dan saham. Transaksi akuisisi diselesaikan pada September 2012 senilai 715 juta dollar AS. Jumlah tersebut turun seiring anjloknya nilai saham Facebook di bursa Nasdaq, New York, Amerika Serikat.
Perlindungan
Konsumen
Menyusul penyangkalan
Instagram, Electronic Frontier Foundation, grup kampanye AS yang giat
memperjuangkan hak-hak konsumen di website dan media sosial mengatakan pada BBC
bahwa "tampaknya ada sedikit permainan kata di sini."
"Sulit untuk
dievaluasi kerusakan yang ditimbulkan huru hara ini pada perusahaan di tahap
awal, tapi jejaring sosial berisiko kehilangan kepercayaan penggunanya. Dan
jejaring sosial bergantung pada kesediaan pengguna berbagi informasi dan
pengguna merasa hal itu aman," kata juru bicara Parker Higgins.
Kebijakan tersebut
memang sama dengan “new terms of service”
milik Facebook, hanya saja situs jejaring sosial itu masih berbaik hati dengan
memberikan peringatan bagi para penggunanya untuk meningkatkan pengamanan
pribadi pada akun masing-masing, seperti membatasi keterbukaan pada foto-foto
pribadi di album dalam Facebook ataupun alamat, dan nama lengkap. Sedangkan
dari “privacy policy” jelas
diungkapkan bahwa Instagram juga boleh mengirimkan informasi berupa data cookie
pihak ketiga, yaitu rekan periklanan.
Informasi yang
dikirimkan tersebut memperbolehkan pihak periklanan sebagai pihak ketiga
menyampaikan target iklan yang diyakini akan menjadi yang paling menarik bagi
kamu. Dengan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan pihak Instagram tersebut,
jadi jelas sudah bahwa Instagram meminta sekaligus memberikan wewenang pada
dirinya sendiri untuk mengelola data para pengguna yang ada pada mereka sampai
kapanpun tanpa harus membayar apa pun pada pengguna selaku pemilik data. Dengan
kata lain, Instagram menjual foto-foto kamu tanpa membayar royalti ataupun
kompensasi sejenisnya.
Jika benar hanya untuk
kepentingan periklanan sih bukan perkara besar. Yang jadi masalah, apabila data
kita dijual ke perusahaan keamanan (coorporate ataupun goverment agency), ceritanya pasti
akan berbeda. Sampai pada akhirnya (dengan alas an keamanan) saya putuskan
untuk menghapus account facebook milik saya dengan aman, jauh sebelum Facebook
mengakuisisi Instagram.
Bagaimana dengan Anda,
apakah Anda ragu-ragu untuk terus menggunakan Instagram?
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar